Oleh : Atep Afia Hidayat - Provinsi Maluku utara awalnya
merupakan bagian dari Provinsi Maluku. Daerah yang memiliki luas 140.255 km2,
sekitar 33.278 km2 di antaranya merupakan daratan (hampir sama dengan luas
wilayah daratan Jawa Barat 35.222 km2 dan Jawa Tengah 32.548 km2). Daerah ini
dihuni oleh penduduk sebanyak 1.038.087 jiwa (bandinglan dengan penduduk Jawa
Barat yang mencapai 43.053.732 jiwa dan Jawa Tengah 32.380.687 jiwa). Mayotitas
penduduk Maluku Utara beragama Islam (lebih dari 76 persen).
Propinsi Maluku Utara terus berkembang, tidak saja
menyangkut dinamika sosial ekonomi
masyarakatnya, namun juga penambahan daerah otonomi baru. Pemekaran kabupaten
dan kota baru terus berlanjut, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pelayanan administrasi pemerintahan yang makin terjangkau.
Semoga saja tujuan ideal tersebut benar-benar tercapai.
Saat ini Provinsi Maluku Utara yang resmi dibentuk tahun
1999, memiliki tujuh kabupaten dan dua kota otonomi, tersebar di 395 pulau
besar dan kecil. Daerah otonomi tersebut ialah Kabupaten Halmahera Barat
(dengan ibukota Jailolo), Halmahera Tengah (Weda), Halmahera Utara (Tobelo),
Halmahera Selatan (Labuha), dan Halmahera Timur (Maba). Kelima Kabupaten ini
menempati Pulau Halmahera yang memiliki luas 18 ribu km2. Selanjutnya Kabupaten
Kepulauan Sula (Sanana) dan Kabupaten Pulau Morotai (Daruba), serta Kota Tidore
Kepulauan dan Kota Ternate.
Kota Ternate meliputi Pulau Ternate dan tujuh pulau lainnya dengan
luas wilayah 547,7 km2, di mana 111,4
km2, merupakan daratan. Sedangkan jumlah penduduk sekitar 186 rubu jiwa (sensus
2010). Kota ini merupakan bekas pusat pemerintahan Kesultanan Ternate yang
eksis sekitar abad 13 – 17 M. Dalam
perkembangannya Ternate pernah menyandang status sebagai ibukota Provinsi
Maluku Utara, yang selanjutnya dipindahkan ke Sofifi di Pulau Halmahera.
Rencana pemekaran wilayah Maluku Utara terus berlanjut, yang
segera akan terwujud ialah Kabupaten Kepulauan
Obi yang akan memisahkan diri dari
Kabupaten Halmahera Selatan, meliputi Kecamatan Obi, Obi Barat, Obi Timur, Obi
Utara dan Obi Selatan. Tahun 2013 ini segera masuk dalam usulan daerah otonomi
baru (DOB), dan telah mendapat dukungan Pemkab Halmahera Selatan dan Pemprov
Maluku Utara, bahkan telah mendapat kunjungan tim dari Komisi II DPR RI.
Dalam tahapan berikutnya, Sofifi yang berstatus sebagai
ibukota provinsi, segera akan menyandang status kota otonom. Ada hal yang unik
dari Kota Sofifi yaitu posisinya ada di Pulau Halmahera namun menjadi bagian
dari Kabupaten Tidore Kepulauan. Ternyata wilayah daratan Kota Tidore meliputi
Pulau Tidore dan sekitarnya (Kecamatan Tidore, Tidore Timur, Tidore Selatan dan
Tidore Utara), serta Kecamatan Oba, Oba selatan, Oba Tengah dan Oba Utara di
Pulau Halmahaera. Kota Sofifi akan meliputi keempat kecamatan di Pulau
Halmahera tersebut.
Begitu pula dengan aspirasi yang terus berkembang mengenai
pemekaran Kabupaten Galela-Loloda dan Kabupaten Kao Raya (Kao-Malifut) yang akan terpisah dari Kabupaten Halmahera
Utara; Kabupaten Wasilei dari Kabupaten Halmahera Timur; dan Kabupaten Gane
Raya dari Kabupaten Halmahera Selatan.
Apapun rencananya, yang terpenting ialah melalui pemekaran
wilayah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan
sekedar prosesi untuk bagi-bagi jabatan politik. (Atep Afia - Sumber Wikipedi.org, Eksposenews.com,
Regionalinvestment.bkpm.go.id, dan berbagai sumber lainnya).
Catatan :
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar